Senin, 31 Oktober 2016

KISAH SINGKAT KALAH MASA KULIAH


Palembang, KejahatanSumsel

Awal yang di niatkan untuk bahagia dengan isinya penuh warna namun berbeda diujung perjalanannya. Mungkin itulah yang kurasakan semasa menuduki bangku perkuliahan.

Berawal di tahun 2010 silam saat saya pulang ke kampung halaman dari kota yang katanya 'lebih kejam dari ibu tiri' guna memperkaya diri, dengan berbekal ilmu selepas di tahun 2008 lalu, saat saya selesai dibangku sekolah atas.

Ditahun 2010 tersebut, saya berniat dalam hati untuk mencari ilmu sembari mencari jodoh seperti kata pepatah sambil menyelam minum air. Saat pertama menginjakan kaki disalahsatu Universitas Islam Negeri di Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Pempek, tempat dimana saya memutuskan untuk menimbah ilmu.

Saat itu, saya sangat bahagia dengan awal perkuliahan yang penuh warnah, baik diwarni dengan kisah persahabatan, permusuhan sekaligus perkelahian, kesulitan ekonomi, dan percintaan.

Namun saya tak mau mengingat semua kisah diatas kecuali kisah cinta. Dikampus yang penuh wanita berhijab itu (katanya), mulai dari semester pertama hingga saya 'last go' di semester tujuh banyak sekali, wanita yang membuat saya jatuh cinta. Dari sekian banyak perempuan tersebut, tak banyak, yang wanita yang memiliki rasa yang sama kepadaku alias hanya aku yang suka sama dia, dan dia tidak.

Saat mengutarakan rasa, hanya sebagian kecil dari wanita itu yang mengatakan 'Aku mau', yang lainnya, ada yang jawab 'gak ah', ada juga yang diam lalu kabur, ada yang melotot saat saya bilang saya cinta padanya sambil melengoskan mukanya. Ah banyaklah.

Meskipun begitu, tak apalah, karena dari sekian banyak wanita yang menolak ada tiga diantara satu yang menerima aku untuk jadi pilihannya bahkan berlanjut hingga, kalau aku tidak lupa tiga semesteran. Selama batas waktu berpacaran dengan banyak sekali kisah indah yang aku rasakan, seperti dikalah aku sedih belaianya selalu ada di atas kepalaku, dan masih banyak lagi yang tak mungkin ku tulis takut kecepolasan.

Dan yang tak mungkin aku lupakan dikalah saat fakultasku mengadakan acara hip-hip hura-hura yang orang-orang kampus sebut sebagai ajang Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tiga kota yang ada di negara anta beranta ini (RI). Saat itu, aku ingat sekali, dikalah pihak kampus memberikan persyaratan bagi siapa yang ingin ikut acara hip-hip hura-hura tersebut harus menyiapkan dana yang kalah tidak salah hingga Rp 2 jutaan.

Ketika itu, aku kebingunan bangaimana agar bisa mengikuti keinginan kampus untuk pergi ke tiga tersebut. Dengan memutar otak dan lidahku bersilat menuturkan perkataan mendayu untuk mengharapkan belas kasih bantuan dari seseorang, hingga akhirnya sebagian dana tersebut kuperoleh dari orang yang tak terduga-duga. Tau siapa orang tersebut yakni seorang dosen yang sebagian kalangan mahasiswa membencinya lantaran dianggap terlalu tegas.

Singkat cerita, setelah berhasil mendapatkan bantuan dari ibu dosen yang aku anggap'malaikat penyelamat' aku bisa menghela nafas sebentar lantaran hanya sebagian nominal yang dipinjamkannya kepada ku dari dana yang dipatok pihak kampus untuk berangkat ketiga kota di negeri anta beranta ini.

Setelah bisa menghela nafas sebentar, aku kembali dibuat pusing lagi lantaran untuk mencari pasokan dan guna mencukupi dana yang di patok pihak kampus tersebut. Setelah pasrah dan sempat terbesit untuk tak mau mengikuti kunjungan yang penuh hiporia bagi kalangan anak-anak orang berduit itu, tuhan berkata lain akhirnya pertolongan tuhan melalui malaikat yang kusayang dulu datang menghampiriku. Mungkin karena melihat aku kebingungan saat aku duduk di salahsatu pojok kosannya, ia akhirnya menanyakan gerangan apa yang membuka raut muka kakanda yang tampan ini seperti nampak soul sepatu.

Dengan nada memelas, kakanda akhirnya terpaksa menyampaikan pada adindanya yang pada saat itu tengah duduk berdua di sebuah ruangan yang ada di pojok kosannya. Kakanda cakap menjawab pertanyaan andindanya kalah itu, jika kakandan nampak seperti soul sepatu karena bingung bagaimana bisa mengikuti acara hip-hip hura-hura yang diadakan pihak kampus, katanya itu wajib buat semua mahasiswa jika tidak mengikuti akan perpengaruh pada sistem perkuliahan.

Lanjut, mungkin dikarenakan rasa sayang adinda atau hanya kasiahan dia (adindaku) diwaktu kuliah memberi aku solusi dengan memberikan sebagian uang yang baru jam diterimanya dari orang tuanya yang ada di desa. Hal itu yang selalu aku ingat demi aku yang hina ini dia rela memberikan uang itu yang aku tau pasti dia sendiri juga memerlukan uang.

Setelah menerima uang yang sebenarnya berat aku terima, selang beberapa menit kemudian, dengan wajah yang berpura-pura sedih kedua kaki ini beranjak menuju kampus sembari mulut mengutarakan perkataan 'thank you' pada sang adinda.

Usai itu, semua uang yang aku dapatkan tersebut kusetorkan dengan pihak kampus meskipun kedua tangan ini berat untuk memberikannya lantaran terpengaruh dengan isi otak yang berpikir broo enak kamu happy kan aja uang ini. Tak mau di bodohin tangan dan otak yang ada di tubuhku itu, aku lantas langsung saja memberikan uang tersebut sekali meskipun dalam keadaan menyesal. (***)

Meski Kelahiran Bangka, Barlian Tak Asing Dengan Palembang

Palembang, KejahatanSumsel

SEAKAN pulang ke kampung halaman, lelaki kelahiran Kota Bangka tahun 1960 bernama Barlian SH MH yang saat ini menjabat Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Palembang ini, tak merasa asing dengan Kota Palembang karena dulunya ketika masih berusia belasan tahun dirinya pertama kali bertugas, ia ditempatkan di kantor keimigrasian wilayah Sumsel, sebagai petugas pemeriksaan kapal-kapal barang (kargo) yang membawa muatan dari suatu pelabuhan ke pelabuhan di perairan Sumsel.

Menurut lelaki yang memiliki hobi berjalan kaki dibading naik kendaraan ini, hal itu merupakan hal yang paling berkesan baginya selama puluhan tahun menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di bidang ke imigrasian. Karena saat ditugaskan di wilayah perairan banyak pengalaman yang didapatinya seperti banyak menemui Warga Negara Asing (WNA) yang berlalu-lalang mengangkut muatan dengan kapal-kapal besar, serta mengetahui jenis-jenis kapal dalam arti luas dan sebab yang ditimbulkan dari kapal asing yang masuk wilayah Sumsel seperti tumpahan minyak di laut.

“Meskipun saat itu saya bertugas banyak di malam hari dan sama sekali tak mengenal waktu libur, saya sangat senang bertugas di wilayah perairan. Banyak pengalaman dan penuh cerita membaur dengan orang asing,” tutur mantan Kepala Bidang Persyaratan dan Izin Masuk Muara Tae Kutai Barat Kalimantan Timur ini.

Ketika dibincangi di ruang kerjannya, Selasa (9/8) setelah menceritakan pengalamannya bertugas di wilayah perairan, Barlian menuturkan jika pihaknya dalam waktu dekat ini akan membongkar kasus besar dimana pihaknya beberapa bulan ini sedang melakukan operasi untuk menangkap WNA asing yang tak memiliki paspor izin masuk ke negara Indonesia, yang diduga saat ini berada di wilayah Sumsel.

“Alhamdulillah, dalam kurun waktu yang baru seumur jagung saya menjabat ini, saya dan jajaran petugas Kantor Imigrasi Kelas I Palembang sudah mendeportasi beberapa WNA yang tak memiliki izin masuk ke Indonesia serta tersandung kasus lainnya. Mereka dua WNA asal Argentina, dua WNA asal Malaysia, dan satu WNA asal Sri Lanka,” ujarnya.

Diungkapkan bapak tiga anak ini, sebelum masuk masa pensiunnya sebagai PNS ia bercita-cita ingin membuat pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Palembang menjadi lebih baik, dan petugas-petugasnya semakin kompak dalam pemberantasan WNA nakal di Indonesia, khususnya di wilayah Sumsel.

“Saya ini dua tahun kedepan akan pensiuan, jadi saya ingin membuat struktural yang ada disini semakin lebih baik. Dan menumbuhkan minat masyarakat Indoensia untuk lebih mentaati peraturan jika berpergian keluar negeri,” tandasnya. (***)

Terbiasa Dengan Penumpasan Kasus Kriminalitas

Palembang, KejahatanSumsel


Selama kurang lebih 8 tahun bergabung di instansi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terhitung sejak lulus Akademi Kepolisian tahun 2008 lalu, lelaki bernama lengkap Ajun Komisaris Polisi (AKP) Dwi Satya Arian  SIK SH MH yang saat ini menjabat Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasat Reskrim) Polresta Palembang ini sudah terbiasa dengan penumpasan tindak kriminalitas dalam segi apapun.

Bahkan diterangkan lelaki kelahiran Makasar, 24 Nopember 1987 silam ini, penumpasan kejahatan dalam dunia kriminalitas sudah menjadi daya tarik tersendiri baginya karena pengalamannya yang selalu ditugaskan di unit atau jajaran Sat Reskrim.

“Namun bukan berarti unit lain tak memiliki kesan tersendiri bagi anggota Polri yang ditugaskan di unit tersebut. Hanya saja, kesan yang saya rasakan selama mengabdi sebagai Abdi masyarakat ini timbul dan bahkan menjadi kecintaan tersendiri karena saya semenjak bergabung di keluarga besar Polri selalu di tempatkan di bagian Reskrim,” ungkap suami Monic Aprilia Indrayati SE ini.

Ditengah perbincangan yang penuh keakraban dengan Suara Nusantara, bapak anak satu ini menceritakan saat menjabat sebagai Panit II Subdit III Tipikor Dit Rekrimsus Polda Jateng dirinya pernah mengungkap kasus yang terbilang besar di mana berhasil mengungkap kasus korupsi yang melibatkan Bupati aktif di Kabupaten Lembang.

“Selama menjalankan tugas, saya tak pernah pandang bulu. Siapapun yang terlibat dalam kasus tindak kejahatan dan terbukti bersalah akan kita bawa keranah hukum. Meskipun saya baru seumur jagung menjabat di Polresta Palembang ini, saya akan mengabdi penuh untuk melayani masyarakat, baik mereka mua dari kalangan bawah ataupun orang yang berada semuanya akan kita proses secara sama tak ada yang dibanding-bandingkan,” tegasnya. (***)

BIODATA

Nama                                          : AKP Dwi Satya Arian  SIK SH MH
Tempat/Tanggal Lahir                   : Makasar 24 Nopember 1987
Istri                                              : Monic Aprilia Indrayati SE
Karir Pendidikan                          :Tahun 1999 Lulus SD
                                                    :Tahun 2002 Lulus SMP
                                                     :Tahun 2005 Lulus SMA
                                                    :Tahun 2012 Lulus S1
                                                    :Tahun 2015 Lulus S2 UNDIP
Penempatan Tugas                         :Tahun 2008-Pama Polda Jateng
                                                     :Tahun 2009-Pama Polres Brebes
                                                     :Tahun 2009-KA SPK III Polres Brebes
                                                     :Tahun 2009-Kanit IDIK II Sat Reskrim
                                                      :Tahun 2010-Kanit IDIK I Sat Reskrim
                                                      :Tahun 2012-KBO Sat Reskrim
                                                      :Tahun 2013-Panit II Subdit III Tipikor-Dit Reskrimsus Polda Jateng
                                                      :Tahun 2014-Kasat Reskrim Polres Banyumas
                                                      :Tahun 2016-Wakasat Reskrim Polres Palembang
Pangkat                                          :Tahun 2008-IPDA
                                                      :Tahun 2012-IPTU
:                                                      Tahun-2015-AKP

Rampok Rumah Tetangga, Warga Jalan Dr M Isa Diringkus


Palembang, KejahatanSumsel
   
A Rohim alias Boim (48), warga Jalan Dr M Isa Lorong Aguscik No 38 RT 15 RW 04 Kelurahan Kuto Batu Kecamatan IT II, Senin (31/10) diringkus Sat Reskrim Polsek IT II, atas aksi perampokannya di kediaman korban Darman (52), yang taklain tetangganya sendiri.
   
Informasi yang dihimpun, atas aksi perampokan yang dilakukan tersangka bersama rekannya 'OT' (DPO), korban harus merugi hingga Rp 23 juta, lantaran selain membawa kabur uang korban senilai RP 13 juta, tersangka juga mengambil emas 3,5 suku milik korban.
   
Kapolsek IT II Kompol Hadiwijaya mengatakan aksi yang dilakukan tersangka bersama rekannya 'OT' (DPO) ini, terjadi Selasa lalu, (18/10) sekira pukul 10.00 WIB, saat korban sedang tak berada didalam rumahnya.
   
"Saat itu, tersangka A Rohim bersama 'OT' (DPO) mengambil uang dan emas yang berada di dalam kamar rumah korban. Kedua pelaku, masuk kedalam rumah korban dengan cara memanjat tembok samping dan merusak terali besi jendela belakang korban dengan menggunakan linggis yang sudah disiapkannya lalu masuk kedalam kamar korban," katanya.
   
Disana, lanjut Kapolsek, tersangka dan 'OT' mengambil barang-barang berharga milik korban.
   
"Dari pengakuan tersangka, jika dalam aksi tersebut yang menjadi otaknya adalah 'OT'. Setelah berhasil, merampok rumah korban, kemudian tersangka A Rohim ini, mendapatkan bagian sebesar Rp 9 juta, dan uang tersebut sudah habis dibelikan tersangka untuk kebutuhan sehari-hari saat pelariannya ke Kota Lubuk Linggau," jelasnya.
   
Diungkapkanya, atas perbuatannya, tersangka yang tak memiliki pekerjaan ini bisa dikenakan Pasal 363 KUHP tentang tindak pidana pencurian yang ancaman hukumannya diatas 5 tahun penjara. "Dari tangan tersangka kita juga turut mengamankan barang bukti berupa satu buah linggis yang digunakan tersangka untuk melancarkan aksinya. Kini kita sedang melakukan pengejaran terhadap 'OT' yang keberadaannya sudah kita ketahui," tutupnya. (***)

Salon Susan Dilempari Bom Molotov



Palembang, KejahatanSumsel
   
Tempat usaha pangkas rambut (salon) milik korban Susanto alias Susan (32), yang berada di Jalan Dwikora II No 1731 RT 33 RW 06 Kelurahan Sei Pangeran Kecamatan IT I, tepatnya di samping Lorong Sekundang, Senin (31/10) pukul 02.30 WIB mendapatkan teror pelemparan bom molotov dari orang yang tak dikenal.
   
Pantauan dilokasi, peristiwa tersebut membuat kaca jendela bagian depan mengalami kerusakan yang cukup parah. Bahkan sisa-sisa percikan api bekas ledakan bom molotov masih berserakan dilantai. 
   
Kapolsek IT I, AKP Rivanda menjelaskan pelemparan bom pada tempat usaha milik korban Susanto alias Susan tersebut terjadi saat saat korban sedang tidur siang. Saat itu, korban tiba-tiba mendengar ada suara ledakan dari depan halaman tempat usahanya itu.
   
"Korban yang kaget, lantas keluar dari dalam rumah, lalu korban melihat didekat pintu depan kain penutup jendela kacanya sudah terbakar. Disana korban juga menemukan botol minuman keras yang berisikan minyak tanah, sudah pecah dan diatas botol itu ada sumbungan yang terbuat dari tisu, yang merupakan bahan untuk merakit bom molotov," katanya.
   
Dilanjutkannya, setelah menemukan benda itu, korban langsung melapor kepihak kepolisian terdekat.
   
"Laporan korban sudah kita terima, kini anggota Sat Reskrim Identitikasi Polresta Palembang dan Labfor Polda Sumsel tengah menngumpulkan barang bukti berupa pecahan kaca, pecahan botol, kain yang terbakar, sumbu yang terbuat dari tisu, untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Semua barang bukti sudah kita bawa ke Lapfor Polda Sumsel," jelasnya.
   
Sementara, korban Susanto alias Susan menuturkan saat melihat kobaran api didepan jendela kaca miliknya, ia sempat mencoba memadamkannya dengan alat seadanya.
  
"Saya sempat menyiram api yang hendak membesar dengan, air yang ada di bak mandi. Say tidak tahu siapa yang melempar dan apa motif orang itu melempari salon saya dengan bom molotov," ujarnya.
   
Dilanjutkannya, namun sebelum kejadian, beberapa minggu yang lalu ia sempat terlibat selisih paham dengan seorang temannya. "Satu minggu belakangan saya sempat ribut dengan teman saya, tapi saya tidak tahu, apakah ia terlibat dalam insiden ini. Saya tidak tahu apakah dia atau bukan pelakunya," akunya.
  
 Sedangkan, Alfiansyah (63), Ketua RT 33 tempat korban bermukim menjelaskan dirinya mendapatkan kabar dari warganya jika ada sebuah salon diwilayahnya dilempari bom molotov. "Saat saya kelokasi kaca depan sudah pecah lalu ada bekas terbakar di teralis jendela," tandasnya. (***)

Info Orang Hilang: Keluarga Berharap 'Dia' Segera Pulang


Palembang, KejahatanSumsel
  
 Nyimas Robiatul Adawia atau yang akrap disapa 'Dia', anak yatim piatu yang berusia kurang lebih 19 tahun ini sudah satu bulan lebih satu minggu menghilang dari rumah.
   
Hilangnya saudari kita ini, saudara sepupunya yang bernama, Nyimas Farida alias Ida (30), warga Jalan Putri Dayang Rindu Keramasan RT 10 RW 2, Keramasan, Kertapati meminta Blog Kejahatan Sumsel memberitakannya dengan harapan masyarakat mengetahui keberadaan 'Dia'.
   
Selain meminta Blog Kejahatan Sumsel memberitakannya, Nyimas Farida alias Ida juga meminta bantuan pihak kepolisian untuk mencari adik sepupunya yang sudah hilang sejak September 2016 lalu.
   
"Melaui koran ini, saya perwakilan pihak keluarga berharap, bagi masyarakat yang mengetahui keberadaan adik saya itu dapat menghubungi No HP: 082280635339. Karena, kami sangat mencemaskannya, tolong bagi masyarakat yang tahu dapat segera menghubungi kami," katanya saat diwawancara reporter Harian Umum Suara Nusantara.
  
 Menurutnya, selain mencemaskan 'Dia', neneknya sangat merindukan 'Dia'. Sekali lagi, kami meminta bagi masyarakat yang mengetahui adinda kami tersebut segera menghubungi kami atau melapor ke kepolisian terdekat.
  
 “Saya sangat berharap semoga dengan adanya pemberitaan orang hilang ini adik saya bisa segera ditemukan, sekali lagi bagi masyarakat yang menemukan adik saya bisa mengabari saya di no HP tersebut,” katanya.
  
 Dilanjutkannya, pertama kali adiknya tersebut meninggalkan rumah menggunakan baju kaos oblong dan tidak menggunakan kerudung. Ciri-ciri korban memiliki perawakan tinggi badan sekitar 150 cm.
  
 “Tolong sekali lagi, bagi masyarakat yang melihat adik saya itu, bisa segera menghubungi saya. Atau mengantarkannya langsung ke alamat rumah saya. Adik saya sebenarnya senang menggunakan kerudung, tapi terakhir saat ia (korban) meninggalkan rumah tak menggunakan kerudung,” tandasnya. (***)

Minggu, 30 Oktober 2016

Pelajar Nyaris Tewas Tenggelam saat Mandi di Sungai Musi



Palembang, KejahatanSumsel   

Dian (14), pelajar yang tercatat sebagai warga Jalan Pangeran Ratu Kecamatan SU I, Minggu (30/10) sekitar pukul 16.00 WIB nyaris tewas tenggelam saat berenang di anak perairan Sungai Musi di kawasan Jalan Pangeran Ratu SU I.
   
Beruntung, nyawa korban berhasil diselamatkan setelah warga yang melihat kejadian tenggelamnya korban langsung melakukan pertolongan dengan mengeluarkan korban dari dalam sungai.

 Saksi mata Handhi (28), warga Jalan Pangeran Ratu Kecamatan SU I yang ikut menyelamatkan korban mengatakan melihat korban tenggelam ia dan sejumlah warga lainnya
langsung terjun ke sungai menyelamatkan korban dan membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang Bari untuk memberikan perawatan insentif pada korban.
   
"Saya dan teman-teman lainnya, sedang ngopi di warung kopi yang lokasinya tak jauh
dari sungai tempat korban tenggelam. Saat kami ngobrol-ngobrol sambil ngopi, tiba-tiba mendengar teriakan korban yang mengatakan 'tolong-tolong', mendengar itu, saya dan warga yang lain lansung terjun ke sungai dan mengeluarkan korban dari dalam sungai," jelasnya.
   
Sementara, pantauan dilapangan, unit Sat Reskrim Identifikasi Polresta Palembang, yang dibantu petugas piket beserta jajaran anggota Polsek SU I, yang mendapatkan laporan tenggelam tersebut langsung mendatangi lokasi.
   
Kabag Ops Polresta Palembang, Kompol Andi Kumara didampingi Kapolsek SU I, AKP Khalid Zulkarnain mengatakan, saat pihaknya berada dilokasi, korban sudah dibawa keluarga dan warga ke RSUD Palembang Bari.
   
"Setelah mendapatkan perawatan, korban langsung dibawa kerumah untuk ditenangkan. Akibat peristiwa tersebut, korban saat ini mengalami sock,. Tenggelamnya korban terjadi lantaran korban yang diduga belum bisa berenang tersebut nekat untuk mandi sore di sungai, namun beruntung korban berhasil diselamatkan


setelah warga yang mengetahui kejadian itu terjun kesungai dan membawa korban keluar dari sungai," tutupnya. (***)

Aswari Tangkap 3 Oknum Pelajar yang Mengoplos Miras


Lahat, koransn
   
Enam oknum pelajar yang tengah mengoplos minuman keras (miras) di sebuah rumah kosong kawasan Desa Manggul Kecamatan Kota Lahat, Minggu (30/10) ditangkap Bupati Lahat, H Aswari Rivai, SE yang kebetulan sedang menijau pembangunan sirkuit di desa tersebut.
   
Ketiga oknum pelajar tersebut yakni; 'WA' (18) warga Desa Keban kecamatan Lahat, 'NK' (14) warga Desa Senabing Kecamatan Lahat, dan 'AS' (17) warga Desa Senabing Kecamatan Lahat.
   
Tak hanya ketiga pemuda tersebut Bupati Lahat juga mengamankan para teman-teman ketiga oknum pelajar itu lantaran saat mengoplos miras para teman-temannya berada dilokasi. Para teman-teman oknum pelajar itu yakni; 'MT' (15) warga Desa Keban Kecamatan Lahat, 'NF' (17), warga Desa Karang Indah Merapi Barat dan 'TH' (15), warga Desa Keban Kecamatan Lahat serta masih ada enam pemuda lagi yang berhasil kabur saat Aswari memergoki mereka.
   
Saat dilokasi Aswari marah besar, bahkan orang nomor satu di Kabupaten Lahat tersebut membentak-bentak para oknum pelajar itu. "Kalian ini, kurang ajar masih mudo nak munum-minuman keras," tegas Aswari saat mengamankan para pemuda tersebut.
   
Menurutnya, ia tak sengaja mendapati sekelompok pemuda yang sedang mengoplos miras. saat kejadian ia, sedang jalan ke arah manggul, disana ia menemukan anak-anak tersebut sedang mengoplos miras. "Melihat itu, saya langsung menggerebek mereka dan meminta bantuan polisi serta Sat Pol PP Kota Lahat untuk mengamankan miras dan sepeda motor oknum pelajar itu," katanya saat dikonfirmasi via telpon.
   
Dilanjutkannya, ia segera meminta para orang tua oknum pelajar itu dan kepala sekolah mereka untuk menghadap dirinya. Ini dilakukannya agar orang tua dan guru mereka tahu apa yang dilakukan oleh anak-anaknya.
   
"Ini saya lakukan karena saya peduli dengan pembinaan generasi muda kita di Lahat ini. Setelah ditangkap anak-anak yang masih berstatsus pelajar ini langsung dibawa ke Polres Lahat bersama enam sepeda motor merak, dan untuk mirasnya akan diperiksa guna proses lebih lanjut. Saya sering keliling sendirian tanpa diketahui oleh mereka," jelasnya. (rob)

Warga Desa Tebat Baru Jadi Korban Keganasan Begal


Lahat, koransn
   
Andika (21), warga Desa Tebat Baru Ulu Kecamatan Pagar Alam Kabupaten Lahat, kemarin jadi korban keganasan kawanan begal yang berjumlah 20 orang pelaku. Aksi tersebut terjadi saat korban bersama rekannya Isman tengah berboncengan menggunakan sepeda motor miliknya selepas pulang dari Desa Bandar Aji Kecamatan Jarai.
   
Menurut informasi dari Ipda Sabar, Paur Humas Polres Lahat, saat korban melintasi lokasi yang berada di Desa Rambai Kaca Kecamatan Pajar Bulan, tiba-tiba korban
dihadang oleh kawanan pelaku yang berjumlah 20 orang tersebut.
   
"Disana, kawanan pelaku langsung memukuli korban dengan potongan balok kayu dan  senjata tajam (sajam) jenis parang yang sudah disiapkan pelaku. Setelah, memastikan korban tak berdaya, kawanan pelaku begal ini langsung membawa kabur sepeda motor korban," katanya.
   
Dilanjutkan, Ipda Sabar, tak hanya kehilangan sepeda motor korban juga mengalami beberapa luka disekujur tubuhnya seperti luka luka di bagian belakang kepala,luka memar ditubuh belakang. "Kejadian ini, sudah dilaporkan korban ke pihak Polsek Pajar Bulan," katanya.
   
Menerima laporan korban tersebut, Kapolsek Pajar Bulan beserta sejumlah anggota tim busernya langsung bergerak cepat dengan melakukan penyelidikan. "Saat mendapatkan informasi terkait keberadaan sejumlah pelaku. Akhirnya, jajaran Polsek Pajar Bulan yang turut dibantu Polsek Jarai berhasil menagkap tiga orang tersangka dari 20 pelaku begal tersebut disebuah pondok di kawasan Talang," ujarnya.
   
Dari tangan tiga tersangka tersebut polisi juga turut mengamankan barang bukti berupa sepeda motor yang diduga hasil dari membegal. "Kini barang bukti tersebut  sudah diamankan ke Polsek Pajar Bulan. Kini kita memfokuskan untuk mengejar pelaku lainnya," tutupnya. (rob)

Sempat Buron Setelah 7 Kali Merampok, Asep Akhirnya Diringkus



Kayuagung, koransn
   
Asep Hanafi (31), warga Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten OKI, Minggu (30/10) diringkus jajaran Sat Reskrim Polsek Mesuji setelah sempat buron atas aksi tujuh perampokan yang dilakukannya.
   
Kapolsek Mesuji, AKP Indrawono mengatakan tersangka ditangkap saat sedang    
duduk santai di Warung kopi (Warkop) yang ada di desa tersangka. Selain meringkus tersangka Asep, polisi juga berhasil menangkap dua rekan tersangka yakni; Ipan (30) dan Dedi Burhan (35), yang beralamat sama dengan tersangka Asep.
   
"Ketiga tersangka tersebut kita amankan setelah aksi perampokan yang dilakukannya 
terhadap korban bernama Yulius (30) warga Lampung, seorang pengendara sepeda motor
yang melintas di Jalintim OKI," katanya.
  
 Dilanjutkan Kapolsek saat kejadian yang terjadi pada Minggu lalu (10/7), sekitar pukul 23.00 WIB tersebut, korban tengah mengalami pecah ban pada sepeda motornya. Saat itu, ketiga tersangka melihat korban yang sedang mendorong sepeda motornya.
   
"Melihat itu, ketiga tersangka langsung menghadang dan merampas uang Rp 700 ribu dan 1 HP milik korban," kata Indrawono kemarin.
   
Menurutnya, setelah korban membuat laporan ke Polsek Mesuji, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. Sehingga saat jajarannya mendapatkan informasi terkait keberadaan tersangka pihaknya langsung bergerak cepat hingga berhasil meringkus tersangka yang sedang minum kopi disebuah Warkop.
   
"Awalnya kita menangkap Ipan dan Dedi Burhan. Selanjutnya, kita baru melakukan penangkapan terhadap tersangka Asep. Ditangan tersangka kami juga menyita sepeda motor jenis Honda Beat yang digunakan para tersangka untuk merampok dan sepeda motor jenis Jupiter yang diduga hasil kejahatan yang dilakukan tersangka. Asep ini sudah tujuh kali terlibat Curas bersama rekan-rekannya yang terlebih dulu sudah kami tangkap," tandasnya. (iso)      

Bawa Keris, Golok dan Airsoft Gun, Oknum Kades Terjaring Razia

Bawa Keris, Golok dan Airsoft Gun, Oknum Kades Terjaring Razia

Kayuagung, korasn
  
 Mobil oknum Kepala Desa (Kades) Campang Tiga Kecamatan Cempaka Kabupaten OKU Timur, berinisial 'YT', Sabtu malam (29/10) diamankan jajaran Sat Reskrim Polsek Tanjung Lubuk lantaran didalam mobil jenis Avanza tersebut, polisi menemukan beberapa benda mencurigakan seperti senjata tajam (sajam) jenis keris dan golok serta senjata api (senpi) airsoft gun.
  
 Kapolsek Tanjung Lubuk, AKP Erdihamtazi mengatakan mobil yang ditumpangi oknum Kades itu diamankan saat pihak kepolisian menggelar razia dikawasan Jalan Poros. Saat itu, mobil yang ditumpangi oknum Kades bersama dua orang rekannya yang masing-masing bernama
Ruslan, warga Desa Gunung Jati dan Haris Fadilah warga Desa Campang Tiga Ulu tersebut dihentikan dan dilakukan pemeriksaan.
  
 "Saat itu, kita menemukan sejumlah senjata berupa keris, golok dan airsoft gun yang berada di dalam mobil yang ditumpangi Kades Campang Tiga Kecamatan Cempaka Kabupaten OKU Timur itu," katanya.
  
 Dilanjutkannya, setelah melakukan penggeledahan pihaknya langsung melakukan introgasi terhadap penupang mobil tersebut. "Barang bukti sudah kita sita untuk dimusnahkan. Kini Kades dan dua temannya sudah kita pulangkan,"kata Kapolsek.
  
 Sementara, 'YT' oknum Kades Campang Tiga mengatakan jika sejumlah barang bukti yang ditemukan dalam mobilnya tersebut tidak digunakannya untuk melakukan tindak kejahatan melainkan hanya disimpan di dalam mobil untuk berjaga diri di dalam perjalanan.
   
"Sejumlah sajam dan airsoft gun itu, tidak sedang kami kuasai atau kami pegang. Jadi kami tidak ditahan,", tutupnya. (iso) 

Diputus Cintanya, Alan Sebar Foto-foto Bugil Kekasihnya


Palembang, KejahatanSumsel
   
Tak terima cintanya diputus sang kekasih, membuat Alan Ralidin (23) warga Jalan Komplek YKP I No 68 RT 01 RW 03 Kelurahan Siring Agung, Kecamatan IB I, nekat menyebar foto-foto bugil mantan kekasihnya berinisial 'HP' (23) melalui jejaring sosial Instagram. Akibat ulahnya, Alan yang diketahui seorang mahasiswa disalahsatu universitas swasta yang ada di Palembang ini,  mendekam di sel tahanan Mapolresta Palembang.
   
Saat diamankan Alan mengaku, Ia dan 'HP' sudah dua tahun menjalin hubungan, selama itu mereka sering melakukan hubungan badan layaknya suami istri yang direkam  melaui video ataupun foto dalam keadaan bugil untuk dokumentasi pribadi.
   
Hal tersebut, mereka lakukan dikediaman 'HP' karena situasi yang sepi, sebab  sering ditinggal kedua orang tua 'HP' untuk bekerja. "Kami pacaran sudah dua tahun, dan putus sejak empat bulan lalu, karena saya ketahuan selingkuh. foto itu juga saya ambil di rumah 'HP', kami juga sering berhubungan badan di rumahnya, karena di sana sepi. Saya sakit hati karena diputusin hingga saya nekat sebar foto tersebut," kata Alan.
   
Foto-foto bugil 'HP' yang disebar Alan sebanyak empat frame. Melihat foto dirinya di internet, 'HP' lalu menghubungi Alan melalui chat Line untuk mempertanyakan itu semua, Alanpun mengakui kalau dirinya yang menyebar foto tersebut.
   
Alan mengancam 'HP' untuk memberinya uang imbalan sebesar Rp 3 juta agar tidak lebih banyak lagi foto nya yang tersebar di internet. Bukan hanya itu, Iapun mengajak 'HP' untuk menginap satu pekan bersama dirinya di sebuah hotel untuk melakukan hubungan suami-istri.
   
Takut, 'HP' pun menuruti keinginan Alan, tepatnya 25 September 2015 lalu, sekitar pukul 19.30WIB, 'HP' akhirnya menemui Alan di hotel Fave untuk menginap. Setelah bertemu di hotel, kelaurga 'HP' bersama Unit Pidana Khusus (Pidum) Polresta Palembang langsung menyergap keduanya.
    
Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Marully Pardede mengatakan tertangkapnya tersangka Alan dimulai dari masuknya laporan korban 'HP' dengan bukti No LP/B-2128/IX/2015/Sumsel/Resta, dari tersangka Alan ikut diamankan satu unit laptop, flasdisk, dua buah HP milik korban dan tersangka Alan, serta uang tunai Rp 500 ribu yang diduga hasil memeras korban.
   
"Sejauh ini, modusnya masih sakit hati karena diputus pacar, sehingga menyebar foto-foto porno korban. Atas perbuatannya tersangka Alan akan dikenakan pasal 27 huruf I, pasal 4 Jo, pasal 45 ayat 1tahun 2008 tentang UU ITE dengan ancaman kurungan 6 tahun penjara," tegas Marully. (***)

Lagi, Kost-kosan Jadi Target Kawanan Maling


Palembang, KejahatanSumsel
   
Kawanan pelaku pembobol rumah kosong kembali terjadi di wilayah hukum Mapolresta Palembang, kali ini, targetnya kost-kosan mahasiswa yang berada dikawasan plaju. Febi Wahyu Ningsih (20) mahasiswi semester tiga di salahsatu universitas swasta kawasan plaju ini menjadi korbannya.
    
Febi yang berasal dari OKI dan bertempat tinggal di Jalan Silaberanti Gang Satria II Kelurahan
Silaberanti Kecamatan SU II ini mengaku bukan hanya sekali,  bahkan kosannya sudah tiga kali di bobol oleh kawanan maling yang membuatnya kehilangan sepeda motor Yamaha MIO dan satu unit laptop miliknya. Atas kejadian itu, Selasa (29/9) didampingi rekannya Kusuma (20), Ia mendatangi SPKT Polresta Palembang untuk membuat pengaduan akan peristiwa tersebut.
   
Saat melapor Febi menuturkan, peristiwa yang kerap terjadi menimpahnya itu, terjadi saat ia meninggalkan kost-kosannya berangkat ke kampusnya untuk kuliah. "Kami tinggal dikosan itu orang tiga, pagi tadi kami semua pergi meninggalkan rumah untuk kuliah, ketika saya pulang kosan sudah berantakan dan laptop tak ada lagi dikamar," katanya.
   
Saat itu, dikatakannya pintu belakang kosannya sudah dalam keadaan terbuka serta tutup makanan diatas mejanya berada dilantai. Ia langsung memasukin kost-kosannya dan baru menyadari kalau tempatnya sudah disatroni maling.
   
"Makanan yang ada dimeja juga sudah tida ada lagi, padahal tadi pagi, nasi dan beberapa potong ayam sudah tak ada lagi," ceritanya.
   
Febi mengatakan, akibat peristiwa itu ia terpaksa kehilangan sebuah laptop untuk mengerjakan tugas kuliahnya, serta dua buah HP. Bahkan sebelumnya satu tahun yang lalu ia juga harus kehilangan sepeda motor dan sejumblah uang tunai. "Kami memang baru sekali ini melapor. Kami harap ada tindakan tegas dari aparat kepolisian," ungkapnya.
     
Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Marully Pardede melalui Ka SPKT, Ipda Kamruddin menegaskan untuk laporan korban Febi ini, pelakunya jika tertangkap akan diberikan tindakan tegas, karena kerap kali meresakan baik warga atau mahasiswa yang mau menuntut ilmu di kota Palembang. "Kita akan selidiki siapa pelaku yang kerap melancarkan aksi di kost-kosan kawasan plaju ini," tegasnya. (***)

Ingin Bersuamikan Seorang Polisi, Angel Malah Tertipu


Palembang, KejahatanSumsel   

Ingin memiliki suami yang seorang polisi, membuat Angel (39) (bukan nama sebenarnya) harus kehilangan uang belasan juta. Pasalnya lelaki yang mengaku seseorang polisi "Briptu 'IW'" dan bertugas di Mapolda Jambi (Penyidik di Polsek Langkap Resort Tebo) ini membawa kabur uang miliknya setelah menjalin hubungan dengannya selama satu tahun.
   
Merasa tertipu,  Angel yang didampingi rekannya mendatangi SPKT Polresta Palembang untuk melaporkan Briptu 'IW' yang diduga sudah menipu dirinya.
   
Saat melapor Angel yang tak mau identitasnya dijelaskan mengatakan mereka berkenalan sejak satu tahun yang lalu melaui HP dan berlanjut untuk bertemu hingga menjalin sebuah hubungan. Mereka pun sepakat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang serius.
   
Namun, saat memutuskan untuk menikah tiba-tiba pelaku Briptu 'IW' memberikan beberapa persyaratan kepada Angel untuk meminjamkan uangnya guna kepengurusan berkas- berkas pernikahan di instansi kepolisian.  
   
"Katanya (pelaku) untuk kepengurusan administrasi dan izin menikah, izin cuti, yang semua itu butuh duit biar lancar urusannya. Jadi aku transfer ke dia, katanya akan dikembalikan setelah dirinya (Briptu IW) gajian," Kata Angel saat membuat laporan.
   
Angel mentransfer uang kepada Briptu 'IW' sebanyak tiga kali dengan kisaran yang berbeda hingga mencapai Rp12,5 juta, Angka tersebut belum termasuk pulsa yang dikirim Angel kepada pelaku untuk membantu komunikasi mereka selama berhubungan jarak jauh.
   
"Pas malam takbiran kemarin, dia (Briptu IW) ngomong mau ke Palembang. Dia pinjam mobil atasannya, saya transfer lagi duit katanya untuk isi bensin. Eh di tengah jalan ngaku mobilnya mogok, minta transfer uang lagi," kesalnya.
   
Angel akhirnya sadar telah tertipu. Saat Briptu 'IW' yang ingin Shalat ID (Idul Adha) di Palembang dengan keluarganya, saat ditelpon seseorang yang mengaku sopir Briptu IW, namun saat ditunggu sampai Shalat ID dan penyembelihan hewan kurban selesai pelaku briptu 'IW' tak kunjung datang.
   
"Katanya dirawat di rumah sakit gara-gara tidak makan selama di Perjalanan Jambi-Palembang. Saya tidak percaya lagi dan tidak lagi transfer duit," ujarnya.
   
Selain itu, sebelumnya Ia sudah berkonsultasi dengan anggota Yanmas Polda Sumsel untuk kemudian diarahkan melapor ke Polresta Palembang untuk memastikan status dari terlapor yang mengaku sebagai anggota Polda Jambi, yang  kemudian Angel diminta untuk berkoordinasi dengan Bid Propam Polda Jambi.
   
Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Marully Pardede menuturkan saat melapor korban 'Angel' membawa foto serta kartu anggota milik terlapor yang mengaku seorang polisi yang bertugas di Mapolda Jambi.
  
 "Sebelum dilaporkan, diproses dulu soal etik dan profesi di Polda Jambi. Sekaligus memastikan apa benar anggota Polri atau bukan. Yang jelas laporan korban akan kami terima," tukasnya. (***)

Dituding PSK, Single Parent Polisikan Teman Facebook


Palembang, KejahatanSumsel   

Dituding sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) melalui sosial media (sosmed) facebook, Nini Eftarina (23), Kamis (11/2) membuat pengaduan ke Mapolresta Palembang. Kedatangan wanita single parent ini, untuk melaporkan teman facebook-nya 'LJ' (20) yang diduga telah mencemarkan nama baiknya.
   
Dihadapan petugas SPK Terpadu, wanita yang tercatat sebagai warga Jalan Putri Dayang Rindu Lorong Pendidikan No 223 Kelurahan Kemang Agung Kecamatan Kertapati ini menceritakan peritiwa bermula, Minggu lalu (7/2), ketika ia membuka akun facebook-nya 'Nini Rehan'.
   
"Saat, tengah main facebook tiba-tiba terlapor 'LJ' mengirim pesan  ke dinding facebook, saya. Kata 'LJ' dalam obrolan, saya ini perempuan yang tak benar, suka merusak hubungan rumah tangga orang. Isi komentarnya sangat tak senonoh Pak !, dia bilang (LJ), saya PSK yang sering mangkal di kawasan teratai putih (Kampung baru)," ujarnya ibu satu anak ini.
   
Menurutnya, dalam obrolan antara ia dan terlapor 'LJ', dirinya wanita yang sengaja minta dicarikan lelaki hidung belang untuk ditemani di hotel dan tempat hiburan malam.
   
"Katanya, saya wanita murahan yang bisa di bawa kemana saja oleh para lelaki. Bahkan, dia (LJ) juga menyebarluaskan ciri-ciri bentuk fisik saya, 'orangnya cebol, gemuk, bantet, kalau berias seperti ondel-ondel'. Itu, kata terlapor Pak!, tak hanya itu, katanya di dinding facebook teman-teman saya yang dibagikannya, 'ayo langsung saja ke Kampung baru, atau langsung ajak berteman akun facebook, atas nama Nini Rehan, jangat sampai ketinggalan, tidak maha harganya murah', saya malu komentar dia itu dibaca teman-teman facebook saya, saya tak terima dan saya harap polisi bisa menangkapnya," tutur dengan nada emosi.
     
Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Marully Pardede SIk melalui Kanit SPK Terpadu, Aipda Novi Arianto membenarkan pihaknya telah menerima laporan korban dengan tanda bukti No : LP/B-385/II/2016/Sumsel/Resta dan akan ditindaklanjuti. "Jika terbukti, terlapor 'LJ' bisa dijerat dengan Undang-undang ITE," singkatnya. (***)

Diduga Hendak Mesum Di BKB, Dua Muda-Mudi Ditangkap Sat Pol PP



Palembang, KejahatanSumsel
 
  Diduga hendak berbuat asusila di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB), dua muda mudi tanggung, Rio (17) warga Lorong Mutiara Kelurahan 5 ulu Kecamatan SU I dan Siska (14) warga Kenten Permai Perumnas,
   
 tertunduk lesu setelah diamankan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kota Palembang. Saat ditemui di salahsatu pelataran BKB, Rio tak mengakui perbuatan yang sudah dilakukannya persama pacar, Siska tersebut. Menurutnya, kejadian yang sebenarya adalah ia dan pacarnya itu, hanya duduk berdampingan, dan tak berbuat apa yang dituduhkan terhadapnya.
  
 "Sumpah Kak, kami hanya duduk-duduk saja sambil ngobrol, tadi pacar saya itu sedang sakit jadi dia (Siska) bersender di bahu saya. Itukan wajar, saya kasihan dengan pacar saya soalnya dia demam, eh, tak lama, tiba-tiba Pol PP datang, dan nangkap kami, katanya kami mesum sudah bercengkrama, berciuman di muka umum, padahal sedikipun kami tak berbuat mesum, saya berani sumpah," elaknya.
  
 Menurutnya, ia dan pacarnya Siska tersebut mengunjungi BKB hanya untuk melepas penat seusai berenang di pemandian salahsatu kolam renang yang ada di Palembang. Saat duduk dibagian ujung pelataran BKB mereka kepergok Sat Pol PP yang tengah berpatroli dan kedapatan sedang berbuat asusila.
   
"Siska itu, perempuan yang baru tiga minggu saya pacari, saat kejadian kami hanya duduk dan ngobrol, paling saya hanya pegang tangan, untuk yang katanya saya berciuman, dan membuka kancing baju pacar saya, itu tidak benar," kata lelaki pembuat tatto ini.
    `
Sementara Siska, saat dimintai keterangannya hanya menangis tertunduk lesu dan tak mau menjawab pertanyaan wartawan. "Saya tak mau ditanya-tanya," ungkapnya.
   
Danru Patroli 6 Sat Pol PP Kota Palembang, Dahril mengatakan kedua muda-mudi tersebut diamankan anggotanya yang tengah berpatroli di kawasan BKB. Hingga, memergokin keduanya hendak berbuat mesum di muka umum.
   
"Kejadiannya sekitar Pukul 03.00 WIB, saat anggota saya sedang patroli rutin menjaga kenyamanan pengunjung di BKB, tiba-tiba, anggota saya memergokin mereka. Yang cowok memasukin tangannya kedalam pakaian perempuan dan mencium bibir si perempuanya, mengetahui itu, anggota saya langsung mengamankannya. Untuk selanjutnya kedua muda-mudi ini akan didata sebelum diserahkan ke pihak keluarga," tandasnya. (***)

Diduga Depresi Akibat Sering 'Nyabu', Ardiansyah Loncat Dari Atas Ampera



Palembang, KejahatanSumsel
   
Ardiansyah (28), warga Komplek Perumahan Kenten Indah Blok B 20 RT 21 RW 03 Kecamatan Sako yang diduga depresi akibat sering mengkonsumsi narkoba jenis sabu, Minggu (30/10) sekitar pukul 11.00 WIB nekat bunuh diri dengan cara loncat dari atas Jembatan Ampera.
  
 Informasi yang dihimpun Suara Nusantara, sampai saat ini belum diketahui apakah korban masih dalam keadaan hidup atau sudah meninggal. Namun dipastikan korban yang baru pulang dari menjalani rehabilitasi di Kota Bandung ini, hanyut terbawa arus perairan Sungai Musi yang saat kejadian sangat deras.
  
 Menurut, Ujang Sani (61), ayah korban sebelum terjun bebas dari atas Jembatan Ampera anaknya yang masih berstatus lajang tersebut tiba-tiba saja tanpa sebab yang jelas  anaknya itu langsung terjun keperairan Sungai Musi.
   
"Saat itu, saya bersama anak saya (korban Ardiansyah), sedang berkunjung kerumah kakak sepupuhnya H Erman Teguh (61), di kawasan Jalan Sungai Rebo RT 1 Rukun Keluarga (RK) 4 Kelurahan Sungai Rebo Kabupaten Banyuasin. Saat kami hendak pulang kerumah, dan melintasi Jembatan Ampera, anak saya ini meminta sepeda motor yang saya kendarai berhenti diatas Jembatan," katanya.
   
Dilanjutkan Ujang, ia yang tengah membonceng korban lantas memberhentikan sepeda motor. Disana anaknya tersebut tanpa sebab langsung melepaskan helm yang dipakainya dan terjun ke bawa Jembatan Ampera.
   
"Saya diminta berhenti soalnya kata anak saya, ia (korban) ingin membuang air liur. Tapi bukannya membuang liur, anak saya itu langsung berlarian dan terjun bebas ke bawah Jembatan," ujarnya.
   
Sementara, H Erman Teguh yang turut berada dilokasi mengatakan, sebelum adik sepupunya itu terjun di Ampera, korban dan pamannya Ujang Sani sempat berkunjung dikediamannya. Namun, tak lama tiba-tiba ia mendapatkan kabar jika adik sepupunya itu coba bunuh diri dengan cara terjun dari atas Jembatan Ampera.
   
"Dari cerita paman saya, jika saat diatas Ampera, korban ini turun dari motor, dan berlarian ke pinggir jembatan dan langsung terjun. Memang usia saya lebih tua dari ayah korban. Namun karena dia ( Ujang Sani) adik ibu saya, jadi saya manggil dia paman," jelasnya.
   
Sementara Kabag Ops Polresta Palembang, Kompol Andi Kumara melalui KA SPKT
Iptu Cek Mantri mengatakan, dari data yang didapat jika korban terjun dengan mengenakan
kaos oblong warna hijau, jaket warnah merah putih, celanan panjang dasar kuning, dan mengenakan jam di tangan kanan, serta gelang di tangan kiri. 

 "Anggota yang melakukan pengecekan dilokasi, sudah menelusuri lokasi atas Jembatan Ampera. Namun kita akan berkoordinasi dengan pihak KP 3 Polair Polresta Palembang guna melakukan pencarian terhadap korban. Hingga kini, korban masih belum diketemukan dan kita juga belum mengatahui apakah korban masih dalam keadaan hidup ataukah sudah tak bernyawa," tutupnya. (***)       

Kamis, 27 Oktober 2016

Banyak Anak Sekolah dan ABG di Pagaralam Jadi Pelaku Prostitusi



Pagaralam, Koransn

  
Kabag Binmas Polresta Kota Pagaralam, AKP Wantoro, Kamis (27/10/2016) menjelaskan banyak anak sekolah dan Anak Baru Gede (ABG) di Kota Pagaralam menjadi pelaku prostitusi. Hal itu, membuat kemunduran (degradasi) moral anak sekolah dan ABG di Pagaralam cukup mengkhawatirkan.

Menurutnya, terlihat dari mulai mengejalanya prostitusi yang melibatkan anak sekolah dan ABG. Bahkan, sindikat prostitusi banyak menggunakan fasilitas kost-kosan untuk melakukan seks. Tentunya, ini perlu menjadi perhatian orang tua, tokoh masyarakat, agama dan pemerintah daerah.
 
"Bahkan oknum pelaku prostitusi melakukan aksinya dengan menggunakan kedok rumah kost. Hasil penyelidikan kita sudah banyak muncul anak-anak masih dibawah umur menjadi pelaku prostitusi, modus operasinya bekerjasama dengan pemilik kosan untuk mengelabui petugas dan warga setempat," ujarnya.
     
Diungkapkannya, pemilik kos berpura-pura melakukan aktifitas dalam rumah, sementara kamar disewakan dengan yang ingin melakukan pesta seks. "Biasanya, sekali menggunakan kamar, mereka memasang tarif sekitar Rp 50 ribu hingga Rp100 ribu,  dan itu tamunya yang datang terus bergantian," katanya.

 Dilanjutkan Wantoro, banyak faktor munculnya gejala ini, termasuk ekonomi dan hilangnya moralitas agama bagi anak-anak muda sekarang ini. "Kita sudah banyak mendapat laporan, baik SMS tentang aktivitas prostitusi yang mulai mengejala di kalangan anak muda di Pagaralam, dan sudah melakukan penyelidikan untuk mengungkapnya termasuk menangkap para pelakunya," jelasnya.
   
Sementara, Drs H A Nizom tokoh agama Kota Pagaralam mengatakan, kondisi ini terjadi akibat moraslitas agama sudah berkurang dikalangan remaja, bahkan saat ini jarang sekali ditemukan kegiatan aktifitas keagamaan yang melibatka anak muda.

 "Dalam meningkatkan pembinaan akhlaq dan moralitas agama bagi siswa dan pelajar khususnya anak sekolah dasar perlu perhatian semua elemen masyarakat baik orang tua, guru, tokoh agama, masyarakat termasuk pemerintah," tandasnya (asn)

Tabrakan Maut di Jalan Pagaralam-Tanjung Sakti, 1 Pengendara Tewas


Pagaralam, Koransn
   
Dua pengendara sepeda motor, Kamis (27/10/2016) pukul 13.00 WIB terlibat kecelakaan maut di Jalan Pagaralam-Tanjung Sakti Desa Gunung Agung Pauh Kelurahan Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara yang mengakibatkan satu pengendara sepeda motor bernama Mek Tisen (23), warga Desa Genting Kecamatan Tanjung Sakti tewas dengan mengalami luka robek dibagian kepala belakang, luka lecet di punggung belakang.
   
 Kasat Lantas Polres Pagaralam, AKP Zaldi mengatakan kecelakaan terjadi saat sepeda motor BG 5255 ZY yang dikendarai Mek Tisen datang dari arah Tanjung Sakti menuju Pagaralam , ketika dilokasi kejadian korban melintasi jalan menikung segingga sepeda motor korban terlalu melebar kejalur sebelah kanan saat bersamaan dari arah berlawanan datang sepeda motor BG 2723 WB yang dikendarai Rio Romadoni (14), warga Desa Langor Indah Gunung Agung Pauh RT 07 RW 02 Kelurahan Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara hingga terjadilah tabrakan tersebut.
   
 "Dari kejadian ini, korban Mek Tisen tewas, sedangkan pengendara Rio Romadoni mengalami luka lecet di kaki kanan dan tangan kanannya. Korban Mek Tisen tewas setelah mendapatkan perwatan di RSD Besemah Pagaralam," jelas Kasat.   

Dilanjutkannya, barang bukti, berupa kedua sepeda motor yang terlibat tabrakan, sudah diamankan ke Polres Pagaralam guna pemeriksaan lebih lanjut. (asn)

Birman, Pemasang Kawat Listrik yang Menewaskan Mashur Diringkus



Palembang, KejahatanSumsel

   
Birman (53), warga Jalan Silaberanti Ujung RT 29 RW 07 Kelurahan Silaberanti Kecamatan SU I, Kamis (27/10/2016) diringkus Sat Reskrim Polsek SU I lantaran terbukti berasalah memasang kawat listrik di bawah kandang kerbau dan kambing miliknya yang mengakibatkan korban Mashur (65), tewas saat membetulkan pipa air milik korban pada Senin pagi lalu (24/10/2016) pukul 07.00 WIB.

   
Kapolsek SU I, AKP Khalid Zulkarnain mengatakan tersangka ditangkap lantaran bersalah akibtat kekhilafan yang mengakibatkan korban Mashur tewas tersengat arus listrik yang dipasang tersangka saat membetulkan pipa air miliknya.

  
 "Saat kejadian, pada Senin lalu tersebut ketika korban hendak membetulkan pipa airnya yang rusak, korban tersengat listrik, lantaran lokasi pipa airnya berdekatan dengan kandang kambing yang dipasang listrik mikik tersangka," katanya.

   
Dilanjutkan Kapolsek, ketika tersengat arus listrik di duga korban saat membetulkan pipa airnya memegang kawat yg di aliri liatrik hingga membuat korban tersetrum dan akhirnya meninggal dunia.

  
 "Dalam peristiwa itu, kita turut mengamankan barang bukti berupa kawat panjang beraliran listrik dengan panjang 50 meter, yang dipasang tersangka, cangkul dan paralon yang digunakan korban untuk membentulkan pipa airnya, serta stop kontak dan Bambu menyangga kabel listrik milik tersangka," jelasnya.

   
Diungkapkan Kapolsek, sesuai dengan bukti laporan keluarga korban yang tertuang pada tanda bukti No: LP/716-B/X/SPKT/Sumsel/Resta/SU I, tersangka atas kekhilafannya terjerat Pasal 359 KUHP tentang tindak pidana kekhilafan yang mengakibatkan matinya seseorang.

   
Sebelumnya, korban Mashur (65), warga Jalan KH Bastari RT 29 RW 07 Kelurahan Silaberanti Kecamatan SU I, pertama kali ditemukan tewas tersengat aliran listrik saat membentulkan pipa airnya yang sedang rusak oleh anak SD bernama Della (10), saat hendak berangkat kesekolah. (***)

Warga Rambutan Banyuasin Tewas Mengenaskan Terkena Velg Fuso


Palembang, KejahatanSumsel

Malang dialami MD Danil sinaga (21), warga Jalan Jakabaring Ujung Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin, Kamis (27/10/2016) tewas mengenaskan dengan kepala terbelah saat velg ban Fuso yang ditambalnya menimpah wajahnya.

  
 Informasi yang dihimpun, kejadian terjadi, Kamis siang sekitar pukul 11.00 WIB saat korban tengah mengerjakan tambal ban dari mobil truck Fuso yang mengalami pecah ban. Ketika menambah angin pada ban tersebut, tiba-tiba ban mobil berukuran besar itu meledak dan menimbulkan suara yang kencang.

Menurut saksi mata Kimman Siregar (18), yang taklain rekan kerja korban, saat ban Fuso itu meledak velg mobil jenis fuso itu terpental dan mengenai wajah dan kepala korban hingga mengakibatkan kepala korban pecah dan meninggal dunia dilokasi kejadian.        
 
"Mengetahui itu, saya dan dua rekan saya yang lain yakni; Mario (34t), dan Jinto (34) langsung membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang Bari untuk mendapatkan penangan pihak rumah sakit," katanya.

 Sementara, Kabag Ops Polresta Palembang, Kompol Andi Kumara yang mengetahui kejadian tersebut langsung menugaskan jajarannya untuk melakukan pengecekan dilokasi.
   
Menurut Andi, saat ini korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi yang tragis. Korban masih berada di RSUD Palembang Bari guna dilakukan Visum. "Dari laporan anggota dilapangan, jika saat ini unit Sat Reskrim Identifikasi

Polresta Palembang sudah melakukan pengecekan dengan melakukan pemeriksaan luar di tubuh korban, dan melakukan memasang garis polisi di lokasi yang tepatnya berada di wilayah Banyuasin Desa Rambutan Simpang Tiga menuju kawasan Musi II," katanya.
      
Sedangkan, lanjut Andi untuk sopir mobil Fuso masih dimintai keterangannya terkait kejadian yang menewaskan korban tersebut. (***)







Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu





Lahat, Koransn

 Jajaran Sat Narkoba Polres Lahat, Kamis (27/10/16) menangkap dua orang bandar narkoba jenis sabu di wilayah Kecamatan Merapi Barat. Keduanya yakni; Nopriadi (27), warga Desa Kebur dan Leo Rahmat (27), warga Desa Kebur.
   
Menurut informasi yang didapat koransn.com dari    Humas Polres Lahat, Ipda Sabar jika dari tangan kedua tersangka, pihak kepolisian juga mengamankan barang bukti berupa  16 paket sabu seberat 4,03 gram siap edar dan satu ball plastik bening. "Barang bukti kini sudah diamankan di Polres Lahat," katanya.
       
Untuk kedua tersangka, lanjut Ipda Sabar sudah dibawa ke Sat Narkoba Polres Lahat guna pemeriksaan lebih lanjut. (rob)

Rabu, 26 Oktober 2016

Foto Master

RANGKA LRT- Beberapa pekerja LRT di depan Pasar Cinde tampak merangkai sekumpulan besi yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk rangka tiang LRT yang nantinya akan di cor, setelah semua tiang selesai di cor baru kemudian pembuatan jalur untuk LRT, Rabu (26/10)Foto: Ferdinand/KoranSN.com









Minimarket Depan Polresta Palembang Dibobol Pencuri


Palembang, KejahatanSumsel
   
Aksi bobol minimarket, Rabu pagi (26/10) sekitar pukul 02.30 WIB kembali terjadi. Bahkan, kali ini kawanan pelaku yang diperkirakan berjumlah dua orang tersebut nekat beraksi di sebuah minimarket di Jalan Gubernur H Bastari, yang lokasinya tepat didepan Polresta Palembang.
 
Atas kejadian itu, minimarket yang setiap harinya selalu tutup pukul 24.00 WIB tersebut mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah setelah sejumlah barang seperti ratusan bungkus rokok bermacam merk, puluhan botol minyak wangi, puluhan batang cokla, dan satu buah HP Andorid raib dibawa kabur pelaku.
 
Dari rekaman CCTV yang terpasang didalam minimarket para pelaku diketahui masuk melalui atap belakang minimarket. Pelaku kemudian menjebol plafon bagian belakang hingga masuk kedalam dan leluasa mengambil sejumlah barang yang ada di minimarket.
 
Saat membuat laporan di SPK Terpadu Polresta Palembang, Didit (25), Manager Area Ulu minimarket tersebut mengatakan, saat kejadian minimarket dalam keadaan sepi dan tanpa penjagaan. Ia baru mengathui, jika minimarket tempatnya bekerja di bobol maling ketika hendak menerima laporan dari, Ade Feriza (22) karyawannya yang hendak membuka minimarket seperti biasanya.
 
"Mendapatkan laporan itu, saya langsung mendatangi lokasi dan melaklukan pengecekan. Dari hasil rekaman CCTV, kawanan pelaku yang berjumlah dua orang itu masuk melalui flapon atas bagian belakang," katanya.
 
Sementara, Ade Feriza (22) karyawan minimarket tersebut menjelaskan jika saat ia hendak membuka minimarket, kondisi didalam minimarket sudah dalam keadaan berantakan dan sejumlah barang hilang. "Saat melapor kami langsung memberikan rekaman CCTV ke pihak kepolisian, berharap pelaku secepatnya segera bisa ditangkap," singkatnya.
 
 Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Marulli Pardede melalui Ka SPKT, Ipda Suprijadi mengatakan pihaknya sudah menerima laporan pencurian tersebut. Kini anggota Sat Reskrim tengah melakukan pengecekan untuk mencari bukti-bukti yang bisa ditemukan dilokasi kejadian. "Anggota sudah mengantongi ciri-ciri pelakunya, kini anggota tengah melakukan pengejaran. Doakan saja pelaku segera bisa ditangkap," tandasnya. (***)

Pencuri Getah Karet di Kertapati Ditangkap




Palembang, KejahatanSumsel
 
Bambang Sunardi (38), warga Jalan Jepang Kelurahan Keramasan Kecamatan Kertapati,
Kamis (26/10) ditangkap jajaran Sat Reskrim Polsek Kertapati, lantaran aksinya yang mencuri 10 keping bantalan karet mentah milik salah satu perusahaan karet di kawasan Jalan TPA Musi II Palembang.

 Informasi yang dihimpun, aksi yang dilakukan tersangka ini, terjadi Senin lalu (24/10), saat semua pegawai sibuk bekerja di perusahaan karet tersebut. Memanfaat kondisi yang lengang dari pengawasan karyawan, tersangka langsung masuk kedalam perusahaan dan mencuri karet.

 Ketika diamankan di Polsek Kertapati, tersangka yang kesehariannya seorang buruh bangunan ini mengatakan ia melakukan pencurian getah karet dengan cara masuk ke dalam area perusahaan melewati celah-celah antara pagar seng pembatas yang ada pada perusahaan karet.
 
"Pagar perusahaan karet itu, merupakan pembatas ke pemukimam penduduk. Saya merusakan pagar seng itu dengan linggis yang sudah saya siapkan. Saat berada di dalam saya langsung mengambil 10 keping getah karet," katanya.
 
Dilanjutkannya, 10 keping getah karet itu, ia bawa keluar dengan cara di pikul diatas punggungnya dan di bawa ke dalam kolam bekas galian yang berada tak jauh dari perusahaan. Saat semua karet sudah berada di dalam galian, tersangka ini kemudian membawa karet tersebut ke pinggir sungai dan di hanyutkan ke aliran sungai.
 
"Saat karet saya hanyutkan untuk menuju tepian, saya langsung menaikan karet itu ke dalam mobil yang sudah saya parkir ditepian sungai dan langsung membawa karet tersebut untuk dijual ke sejumlah pabrik karet di Kota Palembang," jelasnya.

 Kapolsek Kertapti, Iptu Deli Harris mengatakan, tersangka ditangkap saat pihaknya menerima aduan dari korban Imam Sutrisno (32), karyawan perusahaan karet tempat tersangka melakukan pencurian. Dari laporan yang tertuang dalam tanda bukti No: LP/B 314/X/2016/KPT tersebut, pihaknya langsung melakukan penyelidikan hingga berhasil meringkus tersangka.
 
"Dari tangan tersangka kita, turut mengamankan, barang bukti 10 keping karet mentah yang diduga hendak dijual tersangka. dari pengakuannya, jika tersangka sudah puluhan kali melakukan aksi pencurian karet di perusahaan tersebut dan baru kali ini tertangkap polisi. Atas perbuatannya tersangka kita kenakan Pasal 363 KUHP tentang tindak pidana pencurian," tandasnya. (***)

Diduga Cabuli Anak Umur 15 Tahun, Warga Seberang Ulu Diringkus



Palembang, KejahatanSumsel

Sunari (56), warga kawasan Seberang Ulu ini, Kamis (26/10) diringkus Sat Reskrim unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Palembang, lantaran diduga sudah melakukan tindak asusila pencabulan terhadap korban Mawar (15), gadis yang diduga menderita penyakit epilepsi (ayan), pada Rabu lalu (19/10).

Tersangka yang kesehariannya seorang pedagang buah di kawasan Seberang Ulu ini, diringkus saat polisi memancingnya keluar dari persembunyiannya. Polisi yang awalnya meminta korban menghubungi tersangka untuk ketemuan di Jalan Gubernur H Bastari, tepatnya di depan Polresta Palembang langsung mengiakan ajakan korban tersebut.

 Namun, polisi yang sebelumnya sudah menanti kedatangan tersangka langsung meringkus dan menggelandangnya ke Polresta Palembang saat tersangka hendak menemui korban.

 Setelah berhasil ditangkap tersangka Sunari memberontak dan sama sekali tak mau mengakui dugaan perbuatan asusila yang telah dilakukannya. Menurutnya,  jika ia sama sekali tak melakukan pencabulan, hanya saja saat kejadian ia kebetulan menemukan korban Mawar dalam keadaan sempoyongan berjalan di pinggir jalan kawasan Seberang Ulu, tepat di depan lapak dagangan buahnya.

"Saat berjualan saya melihat korban ini, jalan dalam keadaan sempoyongan. Karena kasihan saya lantas menghampiri korban, dan menanyakan apa yang sedang dialami korban, ketika itu korban bercerita jika ia sudah diperkosa lebih dari 10 lelaki yang tak dikenalnya," katanya.

Dilanjutkannya, setelah itu, ia lantas mengeluarkan sepeda motor miliknya dan 
mengantar korban pulang kerumahnya. "Jadi bukannya, saya yang ikut memperkosa korban," akunya.

Menurutnya, meskipun korban dalam laporannya, mengatakan jika ia sudah melakukan perbuatan tidak menyenangkan tersebut. Tersangka tetap bersikukuh jika ia tak melakukan perbuatan itu.

"Sumpa Pak! saya sama sekali tidak memperkosa Mawar. Biar bapak bunuh, saya tak akan mengaku jika sudah memperkosa Mawar, karena saya tak sama sekali melakukan itu, 'Demi Tuhan' saya tak ikut mencabuli korban," tandas bapak satu anak ini.

 Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Marulli Pardede mengatakan terkait ucapan tersangka yang sama sekali tak mau mengakui perbuatannya, pihak kepolisian akan terus mengusut dan mencari cara terkait dugaan perbuatan yang telah dilakukan tersangka. Sesuai dengan laporan korban, jika tersangka terbukti bersalah, telah melakukan aksi cabul tersebut.

"Yang bersangkutan saat ini masih dalam proses penyidikan pihak kepolisian. Untuk menggali informasi terkait dugaan perbuatan yang sudah dilakukan tersangka kita mencari bukti dugaan asusila yang diperbuat tersangka. Jika terbukti bersalah tersangka dapat terancam Pasal perlindungan anak dibawah umur yang ancaman hukumannya diatas 5 tahun penjara atau kebiri," tutupnya.

Sebelumnya, Mawar (15) gadis yang diduga menderita penyakit epilepsi (ayan), Rabu (19/10/2016) bersama ibu dan neneknya mendatangi SPK Terpadu Polresta Palembang untuk melaporkan Sunari (56), dan puluhan pria lainnya ke polisi lantaran diduga sudah melakukan perbuatan asusisal pencabulan terhadap dirinya. (***)

Selasa, 25 Oktober 2016

Warga Desa Mekar Jaya Jadi Korban Keganasan Begal


Empat Lawang, KejahatanSumsel
   
Amancik, warga Desa Mekar Jaya 3A Kota Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang, Selasa (25/10) pukul 09.00 WIB harus mengalami luka sabetan senjata tajam (sajam) di tangan dan lehernya saat menjadi korban keganasan pelaku begal.
   
Peritiwa yang dialami korban tersebut terjadi saat korban hendak mengambil rumput untuk pakan ternaknya dikawasan KM 5 Jalan Poros Tebing Tinggi Pendopo. Saat korban mengendarai sepeda motornya untuk menuju kelokasi yang sekelilingnya masih hutan tersebut tiba-tiba korban dihadang pelaku dengan sebuah balok kayu.
   
Ketika berhenti, pelaku langsung melakukan aksinya kepada korban. Pelaku yang juga membawa sajam tersebut langsung membabi buta menyerang korban. Hingga korban harus mengalami beberapa luka sabetan di bagian tangan dan leher korban.
   
Menurut Iwan (27), warga Pulau Emas Kelurahan Pasar Tebing Tinggi yang melihat kejadian tersebut, jika saat korban berhenti tiba-tiba saja korban mendapatkan serangan oleh pelaku. 
   
"Warga yang kebetulan melintas di lokasi dan melihat korban tak berdaya langsung membawa korban ke RSUD Empat Lawang untuk mendapat perawatan medis dan melaporkan kejadian tersebut polisi terdekat. Saya melihat kejadian itu, sekitar berjarak 50 meteran. Saya takut membela korban, karena pelaku menggunakan sajam," jelas Iwan.
   
Kasat Reskrim Poles Empat Lawang, AKP Robinson mengatakan saat mendapatkan infprmasi kejadian tersebut 'tim Elang' Satuan Reserse Kriminal Polres Empat Lawang langsung terjun ke lokasi untuk melakukan pengejaran. Namun, pelaku yang diduga melarikan diri masuk ke dalam hutan tersebut berhasil kabur.
   
"Kita suda mengetahui ciri-ciri pelaku tersebut. Saat ini, pelaku masih dalam tahap pengejaran," tandasnya. (foy)

2 Bulan, Polres OKI Amankan 161 Senpira


Kayuagung, Kejahatan Sumsel    

Dalam kurun waktu dua bulan, Polres OKI dan jajaran Polsek dibawahnya berhasil mengamankan sebanyak 161 Senjata Api Rakitan (senpira), baik hasil penyerahan warga atupun hasil dari penangkapan.
     
 Kapolres OKI, AKBP Amazona Pelamonia, kemarin mengatakan jumlah tersebut merupakan jumlah terbanyak dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sumsel. Menurutnya,
sepanjang periode september-oktober pihaknya telah melakukan operasi senpira yang merupakan rangka dalam penegakan hukum dengan cara pendekatan persuasif kepada masyarakat.
   
Rincian hasil tersebut, lanjut Amazona terdiri dari 74 senpira laras panjang dan 87 senpira laras pendek. Mayoritas senpira itu, merupakan serahan dari masyarakat secara sukarela. Namun ada juga lima kasus yang diproses hukum karena pemiliknya tertangkap tangan menyimpan atau membawa senpi secara ilegal.
   
"Sebelumnya, kami sudah memberikan himbauan pada masyarakat melalui Polsek, Camat, Kades dan perangkat desa lainnya, agar masyarakat yang memiliki senpi diminta untuk menyerahkan secara sukarela. Kami berjanji pemiliknya tidak akan diproses hukum," ujarnya.
   
Diungkapkannya, bila masyarakat tetap bersikukuh menyimpan senpi tersebut dan suatu saat tertangkap tangan oleh polisi maka ia akan diproses secara hukum. Senpi yang diamankan banyak dari Kecamatan Pangkalan Lampam.
   
"Lima kasus yang diproses akan dikenakan UU No 12 Tahun 1951, tentang kepemilikan senjata api buka pada tempatnya," tandasnya.
   
Rosidi (39), warga Desa Muara Burnai II Kecamatan Lempuing Jaya, salah seorang pemilik senpira dari lima kasus yang tertangkap polisi mengatakan ia membeli senpira tersebut seharga Rp 11 juta beserta tiga butir amunisinya. "Senpi itu tidak pernah saya gunakan untuk kejahatan, hanya untuk menjaga diri," ujarnya.
   
Sementara, Andilala (40), warga Tulung Selapan, yang juga tertangkap tangan oleh polisi lantaran kedapatan  memilik senpira mengaku ia membeli senpi dan 6 butir peluru miliknya tersebut seharga Rp 1,6 juta. "Saya belinya di kawasan Cengal. Senpi itu, belum pernah saya gunakan," tutupnya (iso)

Pencuri Dengan Modus Bertamu, Nyaris Tewas Jadi Bulan Bulanan Warga



Palembang, KejahatanSumsel
   
Fajudin (38), Jalan Talang Pete Perumahan Darma Agung Indah Blok C RT 20 RW 10 Kelurahan Plaju Darat Kecamatan Plaju, Selasa (25/10) nyaris tewas jadi bulan-bulanan
warga yang kesal dengan aksi pencuriannya dengan kedok bertamu ke rumah seseorang.
   
Informasi yang dihimpun, sebelum diserahkan ke Polsek SU I, tersangka ini melancarkan aksinya dikediaman, korban Nyimas Mariyam (38) Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tercatat sebagai warga Jalan Anggrek II Perumahan OPI RSS Blok L RT 38 RW 12 Kelurahan 15 Ulu Kecamatan  SU I.
   
Saat kejadian tersangka yang tak memiliki pekerjaan ini berkeliling di seputaran komplek perumahan korban. Ketika melitas di depan rumah korban dan situasi rumah dalam keadaan kosong, tersangka ini bepura-pura bertamu dengan mengetuk pintu pagar rumah korban yang sedang tertutup.
   
Ditemui di Polsek SU I, tersangka menjelaskan mengetahui rumah dalam keadaan sepi, ia kemudian membuka puntu pagar dan masuk ke dalam perkarangan rumah korban. Setelah itu, ia mencoba memanggil pemilik rumah dengan perkataan 'Ibuk-Ibuk'.
   
"Setelah beberapa kali saya memanggil, namun tak ada jawaban dari dalam rumah, saya  kemudian masuk ke dalam rumah korban dengan cara membuka pintu rumah korban. Saat saya masuk kedalam saya melihat HP android yang terletak di atas meja ruang tamu," katanya.
   
Dilanjutkannya, melihat itu, ia langsung mengambil HP tersebut dan memasukannya ke dalam saku celananya. Tak puas, hanya mendapatkan HP, ia lantas berkeliling ke dalam warung korban, disana terangka ini, melihat tumpukan rokok yang tersusun di lemari etalase milik korban.
   
"Saya langsung mencari tas, dan memasukan tumpukan rokok tersebut. Saya juga mengambil uang receh koin sebanyak Rp 90 ribu, setelah itu, saya mencoba kabur dari rumah korban namun ketika hendak meninggalkan rumah saya diketahui korban sehingga korban meminta bantuan kepada warga dan menangkap saya," katanya.
   
Kapolsek SU I, AKP Khalid Zulkarnain membenarkan adanya resahan warga yang mendapati aksi pencurian yang dilakukan tersangka. Setelah menerima tersangka dari warga pihaknya langsung melakukan introgasi terhadap tersangka sebelum menjeboloskannya ke balik jeruji besi.
   
"Dari tangan tersangka, kita mengamankan sejumlah tumpukan rokok yang curi tersangka, satu unit HP pintar, dan uang receh senilai Rp 90 ribu. Atas perbuatanya tersangka kita jerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian," tandasnya. (***)