Selasa, 25 Oktober 2016
Diduga Menderita Sakit Kanker Rahim, IRT Ditemukan Tewas Gantung Diri
Palembang, KejahatanSumsel
Diduga depresi dengan penyakit kanker rahim yang dialaminya sejak tahun 2013 silam, Aini (50), Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tercatat sebagai warga Jalan Tembok Baru Lorong Bersama RT 20 RW 04 Kelurahan 11 Ulu Kecamatan SU II, Senin malam (24/10) pukul 18.10 WIB ditemukan tewas gantung diri di pintu kamar rumahnya.
Informasi yang dihimpun, korban pertama kali ditemukan Wislan alias Mang Kudung (57), suaminya sendiri dan anak tertuanya Andi (35) saat hendak masuk rumah usai pulang bekerja. Keduanya, melihat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi sudah tergantung di pintu kamar.
Menurut suami korban Wislan alias Mang Kudung, isterinya tersebut beberapa bulan belakangan ini, mengalami depresi berat karena mengidap penyakit kanker rahim sejak tahun 2013 silam.
"Penyakit yang dialami isteri saya itu, hingga kini tak kunjung sembuh. Sebelum ditemukan meninggal gantung diri, isteri saya juga sudah pernah menjalani operasi sebanyak dua kali di rumah sakit namun sama saja penyakit kanker yang dialaminya masih sembuh," katanya.
Dilanjutkannya, dirinya tak mengetahui pasti apa penyebab isterinya nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Namun Wislan alias Mang Kudung menduga jika isterinya tersebut gantung diri karena depresi dengan penyakit yang dialaminya.
"Saat melihat istri saya, tergantung dengan seutas tali nilon di pintu kamar, saya langsung meminta bantuan tetangga untuk menurunkan jenazah isteri saya. Hingga tak lama polisi berdatangan ke rumah untuk mengecek kondisi korban," jelasnya.
Kabag Ops Polresta Palembang, Kompol Andi Kumara yang mendapatkan informasi tersebut langsung menerjunkan jajarannya untuk mendatangi lokasi.
Saat dikonfirmasi, Selasa (25/10) Andi mengakatakan ketika dilokasi unit Sat Reskrim Identifikasi Polresta Palembang yang dibantu anggota Polsek SU II langsung melakukan pengecekan ditubuh korban.
"Dari hasil pemeriksaan, di sekujur tubuh korban kita tidak mendapatkan tanda-tanda bekas penganiayaan. Jenazah yang awalnya akan kita bawa ke rumah sakit untuk proses otopsi guna mengetahui penyebab tewasnya korban tak bisa kita laksanakan lantaran
pihak keluarga korban menolaknya," katanya.
Dilokasi, lanjut Andi, pihaknya sudah melakukan tindakan sesuai dengan SOP seperti
melakukan pemeriksaan luar ditubuh korban, mengumpulkan sejumlah barang bukti berupa pakaian yang dikenakan korban dan sesutas tali nilon yang digunakan korban untuk gantung diri, mengambil keterangan saksi-saksi, dan meminta pernyataan pihak kelurga korban untuk tidak dilakukan otopsi. (***)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar