Senin, 24 Oktober 2016
Hendak ke Sawah, Warga SP Padang Tewas Tertabrak Minubus
Naas dialami Kartolo (42), warga Desa Sedang Menang Kecamatan Sirau Pulau (SP) Padang Kabupaten Kayu Agung ini. Pasalnya, Minggu malam (23/10) pukul 19.30 WIB, saat hendak bersawah ayah dari Rendi (17), tersebut tewas tertabrak mobil minibus BG 1548 AP yang dikendarai Rizky Muhendry.
Informasi yang dihimpun, kejadian itu bermula saat korban mengendarai sepeda motornya untuk pergi bersawah di Desa Air Sugian Jalur 13. Namun, saat korban melintasi kawasan Desa Sako Kecamatan Rambutan tiba-tiba dari arah berlawanan ada mobil minibus yang dikendarai Rizky Muhendry datang dengan kecepatan penuh.
Korban yang kaget tak bisa menghindari sehingga sepeda motor yang dikendarainya mengalami takbarakan dengan mobil minibus tersebut. Atas kejadian itu, korban harus terpental jauh meninggal dunia di lokasi.
Kasat Lantas Polres Banyuasin, AKP Asep Supriyadi, yang mendapatkan informasi tersebut langsung memerintahkan petugasnya yang berada di Pos Laka Sungai Pinang untuk mendatangi TKP dan melakukan olah TKP.
"Karena rumah sakit lokasinya sangat jauh dari kejadian, kita membawa korban ke RSUD Palembang Bari guna dilakukan evakuasi. Kejadian itu terjadi di Desa Sako Kecamatan Rambutan. Hingga kini pelaku sudah diamankan atas nama Rizky Muhendry. Dan masih diminta keterangan atas kejadian kecelakaan tersebut," jelasnya.
Sementara, saat ditemui di RSUD Palembang Bari, anak korban Rendi menjelaskan tabrakan yang terjadi membuat ayahnya mengalami patah tangan sebelah kanan, patah kaki sebelah kiri, luka robek dipaha kanan, dan luka dibagian kepala.
"sebelumnya, ayah saya pamit untuk pergi ke sawah. Saat menghidupkan sepeda motornya, saya disuruh ayah untuk mengambil kiriman uang dari kakak sebesar Rp 1 juta, untuk kebutuhan bersawah," akunya.
Dilanjutkan Rendi, saat mengambil uang ayahnya tersebut sempat menitipkan pesan jika korban akan pulang lebih sorean dari biasanya sekitar pukul 15.00 WIB atau 16.00 WIB.
"Dia (korban) tak memberitahukan alasan kenapa ia akan pulang lebih sore dari biasanya. Namun, saat saya sudah pulang mengambil uang di bank, ayah saya belum juga kunjung pulang kerumah," katanya.
Namun, masih kata Rendi, sekitar Pukul 20.00 WIB malam ia mendapatkan kabar dari pamannya Hajar, yang tinggal di Jalur 13 yang mengatakan jika ayahnya terlibat kecelakaan.
"Mendapatkan kabar itu, saya dan ibu saya Elinda (38), sempat tidak percaya omongan paman saya tersebut namun saat seorang petugas kepolisian menelepon dan mengatakan ayah saya sudah meninggal dunia karena ditabrak mobil saya dan ibu langsung menuju rumah sakit tempat ayah saya dibawa polisi," ceritanya.
Menurut Rendi, ayahnya tersebut sosok orang tua yang bisa menjadi panutan karena didikannya ia bisa selalu menjadi juara di sekolahnya.
"Ayah otangnya sangat rajin dan selalu mendidik dan mengajari kami untuk mandiri dan pintar dalam menuntut ilmu. Setiap kami ada pekerjan yang berat ayah tak sungkan untuk membantu kami, ia selalu menyemangati kami untuk menjalani kehidupan," ujarnya.
Sedangkan istri korban, Elinda tak bisa berkata apa-apa dan tak henti meneteskan air mata saat melihat jenazah suaminya yang sudah terbujur kaku. "Saya tak percaya jika dihadapan saya ini ada suami saya," tuturnya berurai air mata. (***)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar